Breaking News

Analisis Elektoral Jumlah Pemilih dan Basis Dukungan Kalkulasi Politik Di Kabupaten Takalar


SIBERinvestigasi.com ~ Takalar _ Analisis Elektoral Jumlah Pemilih dan Basis Dukungan Kalkulasi Politik Di Kabupaten Takalar 

1. Analisis Elektoral: Jumlah Pemilih dan Basis Dukungan

Berdasarkan data Pemilu sebelumnya:

- Total Pemilih: 207.000 (berdasarkan Pilkada Takalar 2017). 21/11/2024

- Estimasi Suara Dibutuhkan untuk Menang: Minimal 50% + 1 suara, yaitu sekitar 103.501 suara.

Syamsari-Natsir:

- Basis Suara: 

  - Dukungan dari komunitas rural agraris yang terfokus pada program-program populis (misalnya, pertanian dan perikanan).

  - Dukungan dari partai kecil: Gelora, Perindo, dan PBB, yang memiliki total 3 kursi di DPRD (estimasi basis suara: 15.000-20.000).

  - Dukungan personal dari loyalis Syamsari saat menjabat bupati (2017–2022).

- Prediksi Suara Awal: 40.000-60.000 suara.

Firdaus-Hengky:

- Basis Suara:

  - Dukungan partai besar: PKB, Gerindra, NasDem, Golkar, PDIP, PPP, dengan total 32 kursi DPRD (estimasi basis suara: 70.000-90.000).

  - Pemilih perkotaan dan mereka yang menginginkan perubahan.

- Prediksi Suara Awal: 80.000-100.000 suara.

Kesimpulan Awal:

Firdaus-Hengky memiliki basis suara yang lebih besar secara struktural, tetapi ketergantungan pada pemilih perkotaan dan ekspektasi tinggi terhadap Hengky sebagai calon bupati menjadi tantangan. Syamsari-Natsir, meskipun basis suara lebih kecil, memiliki peluang menarik suara pemilih swing dan loyalis daerah.

2. Strategi Politik dan Pendekatan

- Syamsari-Natsir:

  - Teori Mobilisasi: Mereka menggunakan pendekatan komunikasi langsung dengan masyarakat desa dan mengandalkan koneksi lokal untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

  - Teori Populisme: Fokus pada isu-isu seperti kesejahteraan petani dan perbaikan infrastruktur desa untuk menarik simpati.

  - Strategi:

    - Meningkatkan turnout di wilayah rural.

    - Menargetkan pemilih swing yang kecewa dengan partai besar atau yang skeptis terhadap pasangan Firdaus-Hengky.

- Firdaus-Hengky:

  - Teori Elitisme: Menggunakan kekuatan partai besar untuk mengamankan dukungan struktural.

  - Teori Modernisasi Politik: Menawarkan program-program modernisasi berbasis pembangunan perkotaan.

  - Strategi:

    - Memaksimalkan dukungan struktural partai besar.

    - Meningkatkan penetrasi program kampanye di wilayah rural untuk mengurangi dominasi Syamsari.

3. Faktor Penentu Kemenangan Berdasarkan Teori Politik

- Teori Putra Daerah (Kedaerahan):

  - Syamsari-Natsir unggul dalam identitas sebagai putra daerah, yang terbukti efektif dalam Pilkada Takalar sebelumnya.

  - Firdaus-Hengky menghadapi tantangan dalam persepsi publik tentang status lokal Firdaus.

- Teori Partisipasi Politik:

  - Syamsari-Natsir akan diuntungkan jika partisipasi pemilih di daerah rural meningkat.

  - Firdaus-Hengky memiliki peluang lebih besar jika partisipasi perkotaan lebih tinggi, tetapi ekspektasi berlebihan terhadap Hengky sebagai calon bupati dapat memengaruhi turnout di wilayah ini.

4. Hitung-Hitungan Politik Berdasarkan Tren Elektoral

- Elektabilitas Awal:

  - Syamsari-Natsir: 42-45%

  - Firdaus-Hengky: 41-44%

- Swing Voters (20-30%):

  - Jika Syamsari mampu menarik 60% dari suara swing voters (20% x 207.000 = 41.400 suara), peluang mereka meningkat signifikan.

  - Jika Firdaus-Hengky hanya mampu mempertahankan suara partai (80.000-100.000), mereka akan kesulitan menghadapi lonjakan suara Syamsari.

Kesimpulan :

- Syamsari-Natsirmemiliki peluang menang jika mampu memobilisasi pemilih di wilayah rural dan menarik swing voters yang kecewa dengan struktur partai besar.

- Firdaus-Hengky, meskipun unggul secara struktural, menghadapi tantangan dalam memperluas daya tarik di luar basis perkotaan. Sentimen "putra daerah" dapat menjadi titik lemah mereka.

Pilkada Takalar masih dinamis, dan hasil akhirnya sangat bergantung pada efektivitas kampanye hingga hari pemilihan  (red) 

(Arsyad Sijaya)

© Copyright 2022 - SIBER INVESTIGASI